Museum Massa di Las Vegas, yang terkenal dengan eksplorasi kejahatan terorganisir tradisional, telah meluncurkan pameran baru yang menarik, “Digital Underground,” yang menyoroti kebangkitan kejahatan dunia maya dan dampaknya yang besar terhadap masyarakat modern. Meskipun tidak memiliki artefak ikonik seperti pendahulunya, pameran ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana organisasi kriminal beradaptasi dan berkembang di era digital.
Dari Peretas Awal hingga Ransomware Modern
“Digital Underground” menelusuri evolusi kejahatan dunia maya, dimulai dari awal peretasan pada tahun 1970an dan berpuncak pada operasi ransomware yang canggih saat ini. Organisasi-organisasi ini bertanggung jawab atas kerugian finansial yang sangat besar, mencuri lebih dari $150 juta setiap hari di seluruh dunia. Pameran ini secara efektif memvisualisasikan kejahatan-kejahatan yang tak berwajah ini, menunjukkan bagaimana jaringan kriminal telah bergerak melampaui lokasi fisik untuk beroperasi melintasi batas negara dan mengeksploitasi kerentanan dalam infrastruktur digital.
Peta Ancaman Siber Langsung dan Konteks Historis
Salah satu hal yang menarik dari pameran ini adalah peta ancaman siber secara real-time, yang secara dinamis menampilkan serangan yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Elemen interaktif ini menggarisbawahi kesegeraan dan skala ancaman. Melengkapi peta langsung, mural besar dan panel pendukung merinci strategi operasional perusahaan kriminal ini dan menjelaskan bagaimana mereka terus berkembang biak. Perusahaan dan lembaga pemerintah saat ini menghadapi sekitar 1.900 serangan siber setiap minggunya, hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak akan langkah-langkah keamanan siber yang kuat.
“Kejahatan dunia maya telah menjadi salah satu ancaman yang paling mendesak, meluas, dan menguntungkan di zaman kita,” kata Geoff Schumacher, Wakil Presiden Pameran dan Program The Mob Museum. “‘Digital Underground’ memberikan konteks sejarah yang penting, artefak yang menarik, dan gambaran langsung tentang bagaimana kejahatan ini dilakukan saat ini, memperjelas bahwa kejahatan terorganisir tidak lagi terbatas di jalanan, namun berkembang pesat di dunia digital.”
Menelusuri Akar Kejahatan Dunia Maya Modern
Pameran ini tidak hanya menampilkan ancaman yang ada saat ini, namun juga mengungkap akar sejarah yang mengejutkan dari kejahatan dunia maya kontemporer. Gangguan terhadap MGM Resorts dan Caesars Entertainment pada tahun 2023, di mana peretas mengunci orang di luar kamar hotel dan meminta uang tebusan jutaan dolar, bukanlah peristiwa yang terjadi sendirian. Seperti yang diilustrasikan oleh “Digital Underground”, aktor-aktor yang sama ini sebelumnya terlibat dalam penipuan telepon sejak empat dekade yang lalu.
Artefak Era Digital
Selain narasi sejarah dan peta ancaman langsung, “Digital Underground” juga mencakup artefak nyata yang mewakili tonggak sejarah kejahatan dunia maya, termasuk:
- Floppy disk yang berisi virus komputer awal, menunjukkan awal mula malware.
- Peluit mainan sereal Cap’n Crunch, yang secara cerdik digunakan untuk mengelabui telepon umum agar menyediakan panggilan jarak jauh gratis—cikal bakal teknik phishing modern.
- Sebuah buku karya Joseph Popp, pencipta ransomware pertama pada tahun 1989, memberikan wawasan tentang evolusi ancaman yang semakin berbahaya ini.
Pameran “Digital Underground” ini merupakan sebuah pengingat bahwa kejahatan terorganisir telah berhasil memperluas jangkauannya ke dunia digital, mengubah lanskap keamanan modern dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai evolusi dan dampaknya. Pameran ini menunjukkan bahwa ancaman di era digital modern memiliki banyak kesamaan dengan taktik kejahatan terorganisir tradisional, yang diadaptasi untuk era baru.
Untuk rincian lebih lanjut tentang pameran tersebut, kunjungi situs web museum



































